Terjadi lonjakan mantan tentara Amerika Serikat yang berangkat ke Eropa, khususnya Polandia, untuk bersiap-siap masuk dan bergabung dengan pasukan Ukraina untuk melawan invasi Rusia menyusul permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada masyarakat dunia untuk membantu negaranya.
Lewat Twitter, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan: “Bersama kita mengalahkan Hitler, dan bersama kita juga akan mengalahkan Putin.”
Di antara mantan pasukan AS pertama bersiap masuk ke Ukraina lewat Polandia adalah 6 mantan tentara yang sudah terlatih dalam pasukan NATO (North Atlantic Treaty Organization / Aliansi Pertahanan AS dan negara-negara Eropa) untuk pertempuran jarak dekat dan anti-terorisme. Ke enam mantara tentara AS tersebut, bersama dengan 3 mantan tentara Inggris dan 1 mantan tentara Jerman, merupakan yang pertama secara resmi bergabung dengan International Legion of the Territorial Defense of Ukraine yang diumumkan presiden Zelensky hari Minggu (waktu Eropa).
Polandia adalah salah satu negara sekutu AS di Eropa lewat NATO. Negara ini berbatasan langsung dengan Ukraina dan merupakan pintu masuk masuk ke Ukraina bagi warga negara Eropa dan Amerika.
Seperti dilaporkan oleh New York Times Sabtu (waktu AS), semakin banyak mantan tentara Amerika membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mempersipakan diri berangkat ke Ukraina lewat Polandia. Kelompok-kelompok mantan tentara ini mendapatkan pengalaman dari penempatan mereka di daerah-daerah yang diduduki Amerika sebelumnya dalam rangka membantu terciptanya demokrasi di negara-negara seperti Irak dan Afghanistan, yang kemudian ternyata terlihat tidak memliki ketertarikan akan adanya demokrasi.
Kelompok-kelompok mantan tentara AS ini melihat hal berbeda di Ukraina, yang memiliki semangat tinggi mempertahankan demokrasi. Mereka menilai niat mereka untuk bertempur membantu Ukraina sebagai perjuangan benar mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan negara ini dari ancaman negara seperti Rusia yang diperintah oleh diktator Vladimir Putin.

Hector, seorang mantan marinir AS, mengatakan kepada New York Times sebelum berangkat ke Ukraina hari Jumat (watku AS) ia “memiliki panggilan untuk berbakti, dan kami memang terlatih sepanjang karir kami untuk perang seperti ini. Kami tidak bisa hanya duduk dan tidak berbuat apa-apa …. Saya harus bertindak.”
Paling tidak Hector berharap bisa melatih warga Ukraina menggunakan kendaraan militer lapis baja dan senjata-senjata berat lainya sesampai di negara yang tengah diserang Rusia itu.