Pertumbuhan pesat pemasukan dari mahasiswa-mahasiswa internasional membuat universitas-universitas Amerika Serikat semakin tergantung pada dana tersebut beberapa tahun terakhir sebelum pandemi COVID-19. Tetapi pandemi berkepanjangan ini tiba-tiba menghentikan perkembangan tersebut. Lebih parah lagi, jumlah mahasiswa-mahasiswa internasional yang mendaftar berkurang sejak awal tahun lalu.
Mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri sangat membantu keuangan perguruan tinggi Amerika. Sebagian besar mahasiswa-mahasiswa internasional membayar penuh uang kuliah dan biaya-biaya lain sehingga universitas-universitas Amerika tertarik menerima mereka masuk.
Tetapi kemudian pandemi mengakibatkan penutupan perbatasan, pembatalan penerbangan internasional, dan penutupan kantor-kantor termasuk layanan konsulat Amerika di banyak negara. Akibatnya arus kas dari mahasiswa-mahasiswa asing ke perguruan tinggi Amerika menurun tajam.
Kelompok-kelompok perguruan tinggi Amerika mendesak pemerintahan Biden membantu mengatasi persoalan ini. Di masa pemerintahan Donald Trump, pemerintah AS malah mempersulit mahasiswa-mahasiswa luar negeri masuk Amerika di luar pembatasan-pembatasan COVID-19 yang sudah ada.
Di awal tahun akademis lalu, pendaftaran mahasiswa-mahasiwa luar negeri turun 43%. Akibatnya, secara keseluruhan universitas-universitas Amerika mengalami penurunan pemasukan bernilai milyaran dollar. Dengan masih berlangsungnya pembatasan COVID-19 di mana-mana, perguruan tinggi Amerika masih sulit mengharapkan peningkatan kembali pendaftaran mahasiswa-mahasiswa asing di tahun ajaran mendatang.
Satu hal yang paling bisa dibantu oleh pemerintahan Biden, menurut para analis dan kelompok-kelompok pendidikan adalah mempermudah kembali mahasiswa-mahasiswa asing mendapatkan visa belajar setelah diterima masuk ke salah satu perguruan tinggi di Amerika.
Pemerintahan Biden sudah memperingan aturan perjalanan internasional masuk ke Amerika dan memperbolehkan mahasiswa-mahasiswa internasional yang sudah memiliki visa belajar berada di Amerika untuk kuliah secara online bila kampus mereka masih tutup karena COVID-19.
Mahasiswa-mahasiswa dan tenaga akademis dari Cina, Iran, Brasil, Afrika Selatan, Inggris, Irlandia dan negara-negara Uni Eropa (European Union) juga sudah dimasukkan ke dalam daftar kekecualian dari pembatasan COVID-19 atas dasar kepentingan nasional, sehingga bisa masuk Amerika meskipun ada aturan pembatasan perjalanan secara umum.
Tetapi kelompok-kelompok dan asossiasi perguruan tinggi dan para konsultan studi internasional di Amerika mendesak pemerintah AS untuk mengambil langkah lebih jauh lagi mengurangi pembatasan dan mempermudah proses mendapatkan visa belajar. Antara lain, mereka mendesak pemerintah menghilangkan sementara atau mengakomodasi wawancara visa secara online mengingat banyak konsulat-konsulat Amerika masih menutup layanan warga negara asing.
Allan Goodman, presiden International Institute of Education (IIE) – organisasi yang memantau tingkat pendaftaran mahasiswa luar negari di AS, mengatakan tidak ada indikasi yang menunjukkan kurangnya minat calon-calon mahasiwa internasional untuk bersekolah di Amerika.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana calon-calon mahasiswa yang sudah diterima masuk oleh perguruan tinggi Amerika bisa datang atau datang tepat waktu sebelum tahun ajaran baru 2021-2022.