Para konsumen Amerika merasa resah dengan situasi ekonomi dan khawatir dengan tingkat inflasi. Tetapi situasi demikian belum cukup menghambat mereka untuk terus belanja.
Tingkat penjualan ritel naik bulan Oktober, menandai kenaikan 3 bulan berturut-turut, demikian pemerintah melaporkan Selasa (waktu AS). Dua peritel terbesar Amerika, Walmart (menjual semua macam barang) dan Home Depot (menjual bahan-bahan bangunan kebutuan rumah non pangan) meloporkan hasil penjualan sangat bagus untuk kwartal terakhir (Agustus-Oktober).
Laporan dari pemerintah dan peritel di atas memperlihatkan bahwa para konsumen tidak enggan menelan kenaikan harga-harga dan terus belanja berbagai barang – dari elektronik hingga barang-barang dan alat-alat untuk pebaikan rumah.
Kenaikan harga-harga barang merupakan sebagian penyebab dari kenaikan belanja konsumen Amerika sebesar 1.7% di Oktober dibandingkan bulan sebelumnya. Tetapi bahkan setelah dihitung dengan inflasi, pengeluaran konsumen tetap lebih tinggi dibanding masa awal pendemi tahun lalu, menurut data pemerintah.
Situasi ini memperlihatkan ketangguhan ekonomi Amerika meskipun mengalamai berbagai gangguan selama satu setengah tahun terakhir akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Ini juga menunjukkan keberhasilan pemerintah AS mengisolasi jutaan keluarga Amerika dari kerusakan aktivitas ekonomi sehari-hari yang diakibatkan COVID-19.
Dengan keluarga-keluarga menyimpan uang di masa pandemi, dan bantuan uang dari pemerintah, masyarakat Amerika memiliki simpanan sejumlah 2.5 triliun dollar sehingga berada dalam posisi cukup untuk terus belanja meskipun angka inflasi mencapai 6.2% tahun ini.

Walmart menyampaikan Selasa bahwa penjualan kwartal terakhir meningkat melebihi perkiraan para analis di bursa saham Wall Street. Penjualan naik 9.2% dan total pendapatan naik 4.3% menjadi 140.5 milyar dollar untuk kwartal Agustus-Oktober.
Kenaikan tersebut terjadi meskipun peritel seperti Walmart terus mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja cukup di dalam negeri dan rantai pasokan barang global masih terganggu karena persoalan COVID-19 di berbagai negara tempat Walmart mendapatkan barang.